Pages

Annyeong Haseyo ^ ^

Kamis, 05 April 2012

Perilaku Terpuji "GIGIH"

MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI (AKHLAQ MAHMUDAH)
Iman al-Gazali mengungkapkan bahwa akhlak merupakan keadaan yang melekat pada jiwa manusia serta melahirkan perbuatan – perbuatan secara spontan, tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan. Akhlak disebut juga perangai atau budi pekerti. Suatu perbuatan disebut akhlak apabila memenuhi dua syarat berikut ini :1. Perbuatan itu dilakukan berulang – ulang.2. Perbuatan itu dilakukan dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih dahulusehingga hal itu benar – benar merupakan suatu kebiasaan.Akhlak bersumber kepada dua macam norma berikut ini.

1. Norma Keagamaan
Norma keagamaan adalah norma yang mengajarkan akhlak kepada manusia denganmengambil tuntunan yang telah diberikan Allah swt dan Rasulullah saw dalam Al-Qur’an dan hadis.Dengan demikian, akhlak ini mempunyai dua macam sanksi apabila dilanggar. Yang pertama adalah sanksi yang dating dari Tuhan (bersifat gaib) dan yang kedua adalahsanksi yang dating dari masyarakat (sesama manusia).

2. Norma Sekuler
Norma sekuler adalah norma yang mengajarkan akhlak kepada manusia dengan berpedoman kepada olah pikir dan pengalaman manusia. Dengan demikian, akhlak inihanya mempunyai satu macam sanksi, yaitu sanksi yang datang dari masyarakat (sesamamanusia) semata – mata.Akhlak merupakan suatu upaya manusia untuk mempertahankan hidupnya. Akhlak pulayang membedakan manusia dengan binatang. Kemajuan ilmu pengetahuan tanpa disertai pendidikan akhlak yang baik, tidak akan bisa mempertahankan kehidupan manusia. Halitu, justru akan menyebabkan kepunahan dan kebinasaan. (Khuslan Haludhi, 2004,57)1

Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat elok akhlaknya dansangat agung wibawanya. Akhlak beliau adalah Al-Qur’an sebagaimana yang dituturkan‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata, yang artinya: “Akhlak Rasululloh Shalallaahualaihi wasalam adalah Al-Qur’an.” (HR: Muslim). Beliau juga pernah bersabda, yangartinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).
Gigih
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata gigih bahasa Minangkabau yang artinya berkeras hati, tabah, dan rajin. Gigih juga dapat diartikan bersungguh-sungguhdalam meraih sesuatu. Sikap dan perilaku gigih dalam meraih yang positif termasuk sikap mahmudah (sikap terpuji) dan akhlakul karimah. Setiap muslim dan muslimah wajib memiliki sikap gigih. Sikap gigih hendaknya diterapkan dalam kehidupan antaralain dalam hal berikut:
1). Ibadah
2). Menuntut ilmu
Ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu pengetahuan tentangagama Islam (‘ilm hal) dan ilmu pengetahuan umum (‘ilm gairu hal). Ilmu pengetahuan tentang agama Islam memberikan pedoman hidup kepada umat manusia. Ilmu pengetahuan umum bertujuan agar umat manusia dapat memanfaatkan, menggali,dan mengolah kekayaan alam, baik yang ada di darat dan di laut maupun yang ada diangkasa raya.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“Kebaikan/kebahagiaan di dunia dan di akhirat beserta ilmu dankeburukan/bencana di dunia dan di akhirat beserta kebodohan.”
(H.R Bukhari)
3). Bekerja mencari rezeki yang halal
Bekerja mencari rezeki yang halal dapat dilakukan melalui berbagai bidang usaha,misalnya pertanian, peternakan, dan perdagangan. Bekerja dalam bidang apa punhendaknya dilakukan dengan gigih dan sungguh-sungguh dengan dilandasi niat ikhlaskarena Allah SWT, untuk memperoleh rida dan rahmat-Nya. Dengan cara seperti itu maka akan diperoleh hasil kerja yang optimal. Islam melarang umat-Nya bermalas-malasan dan menjadi beban orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
Bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap Muslim.”
(H.R.Tabrani)
Gigih dalam Bekerja
Gigih dalam bekerja berarti bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Bahkan, hal itu senantiasa dikaitkan dengan prinsip ibadah kepada Allah swt sehingga tetap berpegang pada ketentuan syariat Islam. Rasulullah saw bersabda dalam hadis berikut ini.
Artinya :
Bekerjalah untuk duniamu seakan – akan kalian akan hidup selamanya, namun beribadahlah kalian seolah – olah esok akan mati segera. (H.R. Ibnu Majah).
Hidup pada zaman modern ini penuh dengan persaingan. Persaingan itu ada yang sehat dan ada yang tidak sehat. Apabila manusia tidak gigih dalam bekerja, ia akan rugi. Di lain pihak, orang yang tekun dan gigih dalam bekerja akan memperoleh kemajuan dan keberhasilan yang mereka idamkan.
Keberhasilan tidak bisa dicapai dengan mudah. Keberhasilan akan tercapai apabila seseorang mau berjuang, rajin, tidak mudah putus asa, serta memiliki motivasi yang kuat. Hal itu sesuai dengan nasehat Iman Syafi’i berikut ini.
Artinya :
Siapa yang berusaha dengan bersungguh – sungguh pasti akan mendapat.
Kemalasan akan menyebabkan kemiskinan dan bahkan kejahatan. Hal itu merugikan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Islam sangat menentang hal itu. Menurut ajaran Islam, kegigihan menanggulangi kemelaratan, kebodohan, dan keterbelakangan merupakan refleksi keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Oleh karena itu, generasi muda Islam harus memiliki etos kerja yang tinggi dan memiliki akidah yang kuat supaya berhasil mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Simak pepatah Arab berikut ini.
Artinya :
Manusia harus berusaha, Allah-lah yang menganugerahkan hasilnya.
Gigih dan Optimis
Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah, dan ulet atau berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Sedangkan optimis adalah sikap yang selalu memiliki harapan baik dan positif dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah:
a. Membentuk pribadi yang tangguh
b. Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain
c. Menjadikan seseorang kreatif
d. Menyebabkan seseorang tidak gampang berputus asa dan menyerah terhadap keadaan
SIFAT GIGIH
Sikap gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.\
Oleh karena itu, manusia harus optimis dan tidak boleh pesimis. Perhatikan Firman Allah SWT berikut :

Artinya : “… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri …” (QS Ar-Ra’d : 11)
          Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu dan sosial selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemajuan prestasi serta taraf hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidupnya selalu ingin dipenuhi dengan berbagai macam cara. Agar keinginan tersebut dapat tercapai sehingga mendapatkan rezeki yang halal dan tayyib (baik).


Caranya telah diisyaratkan dalam firman Allah :
                              gf.jpg
Artinya : “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak – banyak agar kamu beruntung”. (QS Al-Jumu’ah : 10)



1 komentar:

Muhammad Adli J mengatakan...

Punya translate arabnya Hadist tentang gigih dan bekerja mencari rezeki yang halal

Posting Komentar